Citra BLK Bulukumba Mulai Tergerus

BULUKUMBA, BERANDA.NEWS– Citra Balai Latihan Kerja (BLK) Bulukumba saat ini kehadirannya mulai tergerus seiring dengan hadirnya BLK Bantaeng.

Pasalnya, masyarakat Bulukumba mulai membandingkan fasilitas dan infrastruktur yang dimiliki BLK Bantaeng dengan BLK Bulukumba.

Hal ini terungkap pada dialog terbatas soal Ketenagakerjaan yang diinisiasi alumni pelatihan BLK Bulukumba difasilitasi Lembaga Pelatihan Kerja dan Pengembangan Kewirausahaan “Panrita Cipta Usaha” Taccorong, Bulukumba dengan tema : Pasca Pelatihan, Alumni BLK/LPK Mau Apa?. Senin (12/04/2021).

Salah satu instruktur Otomotif BLK Bulukumba Nirwan menyebut BLK Bantaeng kini telah masuk ke bulukumba, melaksanakan pelatihan berbasis masyarakat yang kerap disebut Mobile Training Unit (MTU) ini tanpa melalui koordinasi dengan BLK dan Dinas terkait di Bulukumba.

“Masyarakat Bulukumba telah membandingkan antara BLK Bantaeng dengan BLK Bulukumba, tentu BLK Bantaeng lebih unggul. Mana lagi Instruktur binaan tidak dilibatkan bahkan tidak ada koordinasi. Tidak ada tembusan ke Dinas. Akibatnya tidak ada data pasti alumni pelatihan asal Bulukumba yang dilatih BLK Bantaeng, “katanya.

Hal yang sama diungkapkan H. Masse, salah satu pejabat kepala seksi dari Dinas Tenaga Kerja Bulukumba. Sejauh ini tidak ada data akurat soal berapa banyak masyarakat Bulukumba kategori angkatan kerja yang sudah terlatih.

“Tidak ada tembusan, baik pada saat membuka dan menutup pelatihan. Bahkan masyarakat yang sudah terlatih tidak masuk di data kami, “katanya meyakinkan.

Pada dialog kali ini terungkap bahwa alumni pelatihan belum menjadi prioritas dalam mendapatkan akses bantuan peralatan. Sertifikat keterampilan belum menjadi pijakan dasar dalam menentukan penerima manfaat bantuan.

“Dari 9 (sembilan) standar acuan proposal memang sertifikat keterampilan belum jadi prioritas, ” sambung H. Masse.

Pernyataan H. Masse ini mendapat tanggapan dari ketua panitia dialog, Ihsan Ashadi. Menurutnya, justru alumni tersertifikasi ini harus mendapat prioritas karena dia sudah punya skill mumpuni.

“Dia sudah punya keahlian, sudah bisa memanfaatkan dan menggunakan peralatan. Bisa jadi belum punya kemampuan dan keahlian berstandar, “kata Ihsan.

Dialog ini sedianya menghadirkan Kadisnaker Bulukumba, H. A. Abd. Rahman, Ketua DPRD Bulukumba, H. Rijal dan Plt. Kepala BLK Bantaeng.

Hanya saja, hingga akhir dialog yang hadir cuma Kepala Seksi Standarisasi dan Kompetensi Tenaga Kerja Disnaker Bulukumba, H. Masse.(Nir)