Bulukumba, Beranda.News- Bayi lahir di rumah sakit umum Daerah (RSUD) Sultan Daeng Radja Bulukumba dalam kondisi meninggal, leher penuh jahitan dan lengan
Diduga leher bayi terputus, hal itu terjadi pada Selasa 10 Mey 2022
Atas Kejadian tersebut sontak membuat keluarga korban syok melihat kondisi bayi yang baru lahir itu
Dengan kondisi bayi seperti itu, menjadi sorotan pihak keluarga bayi dan kejadian itu menjadi rentetan catatan buruk pelayanan RSUD Bulukumba
Saat ini, ibu bayi tersebut masih menjalani perawatan intensif di RSUD Andi Sultan Daeng Radja Bulukumba.
Diketahui ibu yang melahirkan tersebut bernama Mutmainah merupakan warga Dusun Katangka,.Desa Karama, Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.
Ia pasien rujukan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Bontobangun Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba
Ayah bayi, Harbi (27) saat di konfirmasi menjelaskan, pada awalnya dia membawa istrinya ke Puskesmas Bontobangun. Namun Pihak PKM menyarankan agar istrinya di rujuk ke RSUD Andi Sultan Daeng Radja.
Harbi sempat meminta agar istrinya itu dirujuk ke Klinik Yasira, namun pihak PKM menyuruh
Membawah ke RSUD Sultan Daeng Radja Bulukumba.
“Pihak Puskesmas menyampaikan bahwa di RSUD saja, karena sudah ada dokter yang menunggu disana, tapi tiba di RSUD tidak ada dokter, karena malam itu adalah malam Minggu dan hari Minggu juga belum ada dokter nanti malam Senin baru ada,” kata dia.
Dia mengaku, pada saat Istrinya dirujuk ke RSUD Bulukumba kondisi bayinya dalam keadaan baik-baik saja
Tapi pada saat malam Senin di periksa oleh dokter, saat itu anaknya telah dinyatakan sudah tidak bernyawa lagi.
Mengetahui bahwa anaknya telah meninggal. Dia segera memohon agar di lakukan operasi karena sangat berbahaya bagi istrinya.
“Kalau begitu segera lakukan tindakan untuk menyelamatkan istri saya, tapi pihak RSUD menyampaikan bahwa istri bapak ini berlaku BPJS kalau mau tindakan cepat harus berlaku umum,” kata dia.
Terpisah, Kepala Desa Karama Jusman mengatakan bahwa pihaknya miris melihat kondisi bayi yang tidak bernyawa itu.
“Saya miris melihat kondisi bayi, jahitan keliling di leher diduga terputus dan salah satu lengannya juga ada jahitan. Kok bisa seperti itu,” katanya
Sementara itu, Direktur RSUD Andi Sultan Daeng Radja, dr. Rizal menyebut, pada saat ibu tersebut masuk ke RSUD Bulukumba, tenaga medis tidak melakukan Ultrasonografi (USG), karena dokter sedang libur, tapi diperiksa oleh bidan.
Soal denyut jantung yang terdengar itu di kiranya denyut jantung bayi, ternyata bukan denyut jantung bayi, melainkan denyut nadi Ibunya bagian dalam, namanya Aorta.
“Waktu hari Minggu datanglah dokter dan di lakukan USG, di situ kelihatan bayinya telah meninggal dunia,” sebutnya
Dan pada saat lahir, lanjut dia, terbuktilah bayi itu telah meninggal dunia beberapa hari lalu. Itu terlihat dari kulit bayi yang telah terkelupas
Dia juga menyatakan, bahwa bayi telah meninggal sebelum dirujuk ke rumah sakit.
” Bayi itu telah meninggal beberapa hari lalu di dalam janin ibunya, saat masih di PKM, itu bisa di lihat dari kulit bayi yang terkelupas.Ujarnya
Ditanya soal kondisi bayi, dr Rizal menegaskan bahwa ketika ada bayi yang meninggal dunia dalam perut ibu dan dilakukan operasi, maka akan menimbulkan reaksi infeksi, apalagi sudah di tandai dengan tes hasil darahnya tinggi (Sel darah putih).
“Kenapa dilakukan proses melahirkan secara langsung, karena posisi bayinya bagus ji merangsang, sehingga dokter memilih persalinan normal, ditambah lagi, air ketuban bayinya ibu ini banyak sekali,” kata dia.
Dia melanjutkan, olehnya itu pihaknya mencoba memberikan rangsangan, namun bayinya sudah meninggal dari beberapa hari yang lalu.
“Itukan kulit-kulit sudah lembek, otot-otot lembek sekali, jadi pada saat di tarik kepalanya, lehernya putus. Nah, ini bukan kejadian yang baru, sering terjadi pada bayi yang sudah meninggal dalam kandungan. Kenapa bayinya terlambat di ketahui bahwa sudah meninggal dunia karena sebelumnya belum di lakukan USG, karena Dokternya belum ada masuk, habis lebaran,” tutup dia.
6,796 total views, 1 views today